
Yadnya Kasada di Kawasan wisata Gunung Bromo, salah satu destinasi unggulan di Jawa Timur, akan ditutup sementara pada 10 hingga 13 Juni 2025. Penutupan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan ritual adat Yadnya Kasada, sebuah tradisi sakral masyarakat Tengger yang telah berlangsung selama berabad-abad. Selama periode tersebut, akses wisata umum ke kawasan Bromo, termasuk ke area lautan pasir dan kawah gunung, akan dibatasi demi kelancaran dan kekhusyukan ritual keagamaan.

Apa Itu Yadnya Kasada?
Yadnya Kasada, atau biasa disebut Kasada saja, adalah ritual tahunan masyarakat Tengger yang menganut ajaran Hindu. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan persembahan kepada Sang Hyang Widhi, serta penghormatan khusus kepada Roro Anteng dan Joko Seger, tokoh legendaris dalam mitologi masyarakat Tengger.
Puncak ritual Kasada dilaksanakan pada malam hingga dini hari bulan purnama di bulan Kasada (sekitar bulan Juni atau Juli dalam kalender Masehi). Masyarakat Tengger akan melakukan perjalanan menuju Pura Luhur Poten yang berada di tengah lautan pasir Bromo. Setelah melakukan doa bersama, mereka melanjutkan ritual dengan melemparkan sesajen ke dalam kawah Gunung Bromo. Sesajen ini berupa hasil bumi seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ayam, bahkan uang dan perhiasan, sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan berkah.

Penutupan Akses Wisata
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) telah mengeluarkan surat edaran resmi yang menyatakan bahwa seluruh akses wisata ke kawasan Gunung Bromo akan ditutup sementara selama pelaksanaan ritual Yadnya Kasada. Penutupan dimulai pada Selasa, 10 Juni 2025 pukul 00.00 WIB dan akan dibuka kembali pada Jumat, 13 Juni 2025 pukul 23.59 WIB.
Adapun pintu masuk yang akan ditutup meliputi:
- Cemoro Lawang (Kabupaten Probolinggo)
- Wonokitri (Kabupaten Pasuruan)
- Ngadas (Kabupaten Malang)
- Burno (Kabupaten Lumajang)
Namun demikian, masyarakat adat Tengger dan peserta ritual tetap diizinkan masuk dengan pengawasan ketat, dan hanya untuk keperluan ibadah.
Alasan Penutupan: Menjaga Kekhusyukan dan Keamanan
Penutupan kawasan wisata Bromo bukan tanpa alasan. Selain untuk menjaga kekhusyukan jalannya prosesi adat, penutupan ini juga bertujuan untuk memastikan keamanan para pengunjung dan peserta ritual. Saat Yadnya Kasada berlangsung, aktivitas di sekitar kawah Bromo meningkat secara signifikan. Puluhan hingga ratusan warga naik ke bibir kawah untuk melemparkan sesajen, yang bisa menimbulkan potensi kecelakaan jika dicampur dengan lalu lintas wisatawan.
Di sisi lain, ritual ini merupakan momen sakral yang tidak hanya penting secara spiritual, tetapi juga menjadi simbol identitas budaya masyarakat Tengger. Dengan tidak adanya kunjungan wisata pada periode tersebut, masyarakat adat dapat melaksanakan upacara dengan lebih khidmat dan tanpa gangguan dari aktivitas luar.

Imbauan kepada Wisatawan dan Pelaku Wisata
Pihak TNBTS mengimbau kepada seluruh wisatawan, pelaku usaha pariwisata, pemandu wisata, serta agen perjalanan untuk memperhatikan jadwal penutupan ini dan menyesuaikan rencana kunjungan. Bagi wisatawan yang telah melakukan pemesanan akomodasi atau paket wisata pada tanggal tersebut, diharapkan untuk melakukan penjadwalan ulang atau meminta klarifikasi kepada pihak penyelenggara perjalanan.
Masyarakat juga diminta untuk menghormati tradisi lokal dan tidak mencoba memasuki kawasan selama masa penutupan. Pelanggaran terhadap kebijakan ini dapat dikenai sanksi sesuai peraturan yang berlaku dalam pengelolaan kawasan taman nasional.
Potensi Wisata Budaya di Masa Depan
Meski selama ini Yadnya Kasada dikenal sebagai ritual internal masyarakat Tengger, banyak pihak yang menilai bahwa prosesi ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai wisata budaya yang berkelanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya pengelolaan wisata budaya dengan pendekatan yang menghormati nilai-nilai adat mulai digagas oleh komunitas lokal bersama pemerintah daerah dan pegiat pariwisata.
Namun, pengembangan wisata budaya ini harus dilakukan dengan hati-hati. Ritual Kasada bukanlah pertunjukan atau tontonan publik. Pendekatan edukatif dan partisipatif perlu ditekankan agar wisatawan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga memahami nilai-nilai spiritual, ekologis, dan sosial dari upacara ini.
Penutup
Yadnya Kasada merupakan warisan budaya tak benda yang sangat berharga, tidak hanya bagi masyarakat Tengger, tetapi juga bagi bangsa Indonesia. Keputusan untuk menutup kawasan wisata Gunung Bromo selama pelaksanaan ritual adalah langkah bijak untuk menjaga kelestarian tradisi serta menjamin keselamatan semua pihak yang terlibat.
Bagi wisatawan, ini adalah kesempatan untuk lebih memahami pentingnya menghormati adat dan budaya lokal saat berkunjung ke destinasi wisata. Sedangkan bagi masyarakat adat Tengger, inilah saatnya untuk merayakan ikatan spiritual mereka dengan alam dan leluhur tanpa gangguan dari hiruk-pikuk pariwisata modern.